Galerikonveksi51.com – Sejarah kaos (t-shirt) asal usul nya bermula dari baju oblong yang dikenakan sebagai pakaian dalaman oleh angkatan laut AS. Pada permulaan sejarah kaos oblong polos di ambil dari atasan baju dalaman union suit yang dipotong menjadi pakaian terpisah. Hingga saat ini perkembangan sejarah kaos telah memiliki desain dan bentuk yang beraneka ragam.
Kaos dikenal juga dengan istilah T-shirt (tee shirt atau tee) adalah sebuah jenis baju atasan yang dapat digunakan baik oleh pria maupun wanita yang namanya diambil dari bentuk badan dan lengan yang menyerupai huruf T. Biasanya kaos dikaitkan dengan lengan pendek, garis leher yang bulat tanpa kerah dan kancing. umumnya kain kaos terbuat dari bahan yang ringan, terjangkau dan mudah dibersihkan.
Pengertian kaos adalah jenis pakaian yang termasuk baju atasan, memiliki ciri menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, sampai ke perut, berleher bundar, tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku dan biasanya berlengan pendek.
Sejarah Kaos
Kaos oblong merupakan evolusi dari baju dalaman yang digunakan pada abad ke-19. Awalnya berasal dari baju dalaman union suit (baju dalaman panjang yang menutupi seluruh tubuh, tangan sampai kaki), yang dipotong menjadi pakaian terpisah atas dan bawah, dengan atasan yang cukup panjang untuk diselipkan di bawah pinggang bagian bawah. Dengan dan tanpa kancing, baju tersebut diadopsi dari penambang dan buruh kapal pada akhir abad ke-19 sebagai penutup yang cocok untuk cuaca panas.
Asal Usul Kaos
Sebagai pakaian pull-over tanpa kancing, kaos oblong yang pertama kali muncul yaitu pada perang antara Spanyol dan Amerika sekitar Tahun 1898-1913. Ketika itu Angkatan Laut AS mulai menyatakannya sebagai baju dalaman. Yaitu sebuah baju dengan leher bulat, berlengan pendek dan berwarna putih yang dikenakan sebagai dalaman seragam. Lalu ketika awal menggunakan kapal selam dan pada cuaca tropis, menjadi umum dikenakan oleh para pelaut dan marinir dengan membuka baju seragamnya dan hanya mengenakan baju kaos tersebut.
Baju kaos segera menjadi populer sebagai lapisan bawah pakaian untuk pekerja di berbagai industri, termasuk pertanian. Kaos sangat mudah dikenakan, mudah dibersihkan serta terjangkau dan karena alasan tersebut menjadi baju yang dipilih oleh anak-anak muda. Baju anak laki-laki terbuat dalam berbagai warna dan pola. Kata “T-shirt” menjadi bagian dari Bahasa Inggris Amerika pada tahun 1920 dan muncul dalam kamus Merriam-Webster.
Pada masa Great Depression (keadaan depresi ekonomi dunia parah sekitar Tahun 1930-an), kaos merupakan pakaian standar yang sering dikenakan saat melakukan pekerjaan pertanian atau peternakan. Pada waktu yang lain dapat dikatakan sebagai penutup tubuh yang ketika itu disebut sebagai bahan kain ringan. Setelah Perang Dunia ke-2, t-shirt menjadi umum dikenakan oleh veteran untuk baju dalaman seragam mereka sebagai pakaian kasual.
Sejarah Popularitas Kaos
source: executivestyle.com.au
Kaos menjadi semakin populer pada Tahun 1950-an, setelah Marlon Brando mengenakan t-shirt berwarna abu-abu yang begitu pas dan melekat di tubuhnya. Juga sesuai dengan karakter tokoh Stanley Kowalsky yang diperankannya pada pentas teater yang berjudul “A Streetcar Named Desire”, karya Tenesse William di Broadway, AS.
Akibat pementasan teater dan film tersebut, banyak masyarakat yang dilanda demam kaos seiring banyak juga yang mengemukakan pernyataan negatif. Mereka beranggapan bahwa kaos yang merupakan baju dalaman, tidaklah pantas untuk dikenakan sebagai baju luar dan menjadi polemik. Di sisi lain kaos dianggap sebagai lambang kebebasan anak muda.
Bagi anak muda, ketika itu kaos oblong bukanlah semata-mata suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka. Seringkali anak laki-laki memakainya saat melakukan kegiatan dan bermain di luar, akhirnya membentuk kaos sebagai pakaian kasual. Sehingga kaos pada akhirnya mencapai status sebagai pakaian luar modis yang berdiri sendiri.
Akibat hal tersebut menaikkan publisitas dan popularitas kaos dalam fashion mode. Dan mengakibatkan beberapa perusahaan konveksi mulai memproduksi kaos secara besar-besaran dengan berbagai warna dan bentuk. Walaupun pada permulaannya meragukan prospek bisnis dari kaos. Popularitas kaos semakin meningkat ketika Marlon Brando menjadi bintang iklan untuk kaos tersebut yang dipadukan dengan jeans dan jaket kulit.
Sejarah Kaos Sebagai Sebuah Fashion
Pada pertengahan tahun 1950-an, kaos sudah mulai menjadi bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 1960-an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, kaos benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri. Sebagai sebuah simbol anti kemapanan, para hippies ini menggunakan kaos sebagai salah satu simbolnya.
Disaat yang bersamaan kelompok-kelompok tertentu lainnya, seperti komunitas punk atau organisasi politik, juga menyadari bahwa kaos dapat menjadi media propaganda yang sempurna selain dari media yang telah ada. Suatu bentuk ekspresi apapun dapat dicetak di atasnya, tahan lama dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh media lainnya seperti poster.
Dikarenakan mewabahnya demam kaos dan menjadi polemik di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Pakaian Dalam) menuntut agar kaos diakui sebagai baju luaran seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
Sejarah Perkembangan Model Kaos
Pada awalnya jenis model kaos ini hanya memiliki satu macam, berupa pakaian dalaman yang dinyatakan oleh Angkatan Laut AS pada perang antara Spanyol dan Amerika sekitar Tahun 1898-1913. Yaitu jenis model kaos dengan leher bulat, berlengan pendek dan berwarna putih yang dikenakan sebagai dalaman seragam. Namun sekarang ini model kaos tersedia dalam berbagai desain, bahan kain dan bentuk seperti kaos v-neck, turtleneck, ringer, raglan, henley dan polo.
Model kaos biasanya memiliki panjang sampai ke pinggang, akan tetapi terdapat fashion hip hop yang dikenal dengan tall-T shirts, memiliki panjang sampai ke lutut. Model kaos panjang juga kadang-kadang dikenakan oleh wanita sebagai baju tidur. Pada tren busana wanita Tahun 1990-an, terdapat model cropped T-shirt atau kaos yang dipotong pendek sehingga terlihat bagian perutnya.
Selain itu terdapat tren yang kurang populer, yaitu model kaos lengan pendek berwarna kontras dengan dalaman baju tangan panjang yang dikenal dengan istilah layering. Kaos yang ketat dengan tubuh disebut sebagai fitted, tailored atau baby doll t-shirt. Sekarang kaos sering dipakai sebagai satu-satunya pakaian untuk tubuh bagian atas. Kaos juga sering dikenakan sebagai bentuk ekspresi diri dan media iklan, dengan dipajangkan ilustrasi kombinasi antara kata-kata, seni dan foto.
Pada tahun 1960-an, kaos ringer muncul dan menjadi simbol fashion bagi musik rock ‘n roll dan para pemuda pemudi. Dari beberapa dekade juga terlihat munculnya tie-dyeing dan screen-printing pada kaos standar yang menjadikannya sebagai media untuk mengekspresikan seni, iklan komersial, souvenir dan bentuk protes.
Sejarah Kaos Printing
Sejarah kaos printing diawali ketika model kaos print digunakan terbatas pada Tahun 1942, ketika kaos Air Corps Gunnery School muncul di sampul Majalah Life. Pada tahun 1960, kaos yang dicetak mendapatkan popularitas sebagai bentuk ekspresi diri dan juga untuk kegiatan iklan, protes dan souvenir.
Salah satu contoh awal dari kaos dengan logo atau hiasan dapat ditemukan pada Tahun 1939 di Film The Wizard of Oz. Tiga orang menghadiri acara Scarecrow di Wash & Brushup Company di Emerald City yang terlihat mengenakan Kaos berwarna hijau dengan print di depan baju yang bertuliskan kata “Oz“.
Desainer poster seni psychedelic, Warren Dayton adalah pioneer beberapa karya seni print besar dan berwarna yang berbau politik, protes dan pop-culture pada kaos. Menampilkan gambar Cesar Chavez, kartun berbau politik dan ikon budaya lainnya dalam sebuah artikel di majalah Los Angeles Times pada akhir Tahun 1969. Ironisnya perusahaan pakaian dengan cepat membatalkan eksperimen tersebut dikarenakan takut tidak laku di pasaran.
Sejarah Kaos Printing Dalam Dunia Industri
Sejarah kaos printing dalam dunia industri dimulai ketika para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi media promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai media promosi yang baik terdapat pada kaos, seperti fungsional, mobile, dapat dijadikan suvenir dengan harga terjangkau.
Pada awal Tahun 1950-an, beberapa perusahaan yang berbasis di Miami, Florida, mulai menghiasi Kaos dengan beberapa nama resor dan berbagai karakter. Perusahaan yang pertama kali memproduksinya adalah Tropix Togs, di bawah pendiri Sam Kantor, di Miami. Mereka adalah pemegang lisensi asli untuk karakter Walt Disney pada tahun 1976, termasuk Mickey Mouse dan Davy Crockett.
Kemudian, perusahaan lain memperluas bisnisnya ke bidang t-shirt printing, termasuk Sherry Manufacturing Company, yang juga berbasis di Miami. Perusahaan ini dimulai pada tahun 1948 oleh pendiri dan pemiliknya, Quinton Sandler sebagai bisnis syal screen print yang berkembang menjadi salah satu resor screen printed terbesar dan perusahaan pakaian berlisensi di Amerika Serikat.
Pada akhir 1960-an, Richard Ellman, Robert Pohon, Bill Kelly dan Stanley Mouse mendirikan Monster Company di Mill Valley, California, untuk memproduksi khusus desain seni rupa untuk kaos. Kaos yang diproduksi Monster Company sering menampilkan lambang dan motif yang terkait dengan Grateful Dead dan budaya ganja. Selain itu, salah satu simbol paling populer yang muncul dari kekacauan politik pada Tahun 1960-an adalah kaos bergambar wajah Che Guevara seorang revolusioner berpaham Marxisme.
Sejarah Perkembangan Kaos
Saat ini dapat diamati sejarah kaos terkenal dan dikenang yang diproduksi pada 1970-an telah menjadi bagian dalam budaya pop. Contohnya adalah termasuk kaos “happy face“, kaos “tounge and lips” logo Rolling Stones dan kaos dengan ikon “I ♥ NY” yang di desain oleh Milton Glaser. Pada pertengahan tahun 1980-an, kaos putih menjadi modis setelah aktor Don Johnson memakainya dengan setelan Armani di Film Miami Vice.
Pertumbuhan online shopping pada awal pertengahan Tahun 2000-an, menyebabkan perkembangan dari ide dan tren baru kaos. Sementara banyak produsen kaos telah menyertakan pakaian tersebut dalam persediaan mereka, akan tetapi kebanyakan dari kaos tersebut dipelopori oleh usaha start-up online. Inovasi tersebut seperti flip-up T-shirt, yang pemakainya bisa mengangkat dan meletakkannya di atas kepala mereka untuk menampilkan interior print dan semua print kaos.
Seiring perkembangan dunia fashion, maka bermunculanlah kaos yang lebih berwarna. Sekarang ini dapat kita temui berbagai jenis model kaos, seperti kaos v-neck, u-neck, turtleneck, raglan, henley dan lainnya dengan desain dan bahan yang beragam. Umumnya model baju kaos diberi hiasan tambahan berupa gambar atau tulisan menggunakan sablon maupun bordir meskipun jarang.
Sejarah Kaos Di Indonesia
Sejarah kaos di Indonesia dimulai ketika dibawanya pakaian ini oleh orang-orang Belanda. Namun karena ketika itu Indonesia belum memiliki teknologi pintal yang baik sehingga baju kaos ini kurang berkembang pesat dan mahal.
Sekitar awal tahun 1970-an, kaos oblong mulai menunjukan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke pelosok pedesaan. Ketika itu modelnya masih sederhana, berwana putih dengan bahan katun halus tipis yang melekat ketat di badan dan hanya diperuntukkan bagi kaum pria. Tren kaos oblong direkam oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong” (Harian Kompas, 14 Januari 1978).
Pada tahun 1980-an dunia kaos oblong dikuasai oleh industri kreatif. Muncul merek-merek terkenal dengan desainnya yang unik dan menarik. Lalu pada tahun 1990-an, dunia kaos Indonesia diramaikan oleh maraknya insan-insan kreatif yang memproduksi dan menjual kaos desain sendiri serta menjualnya di toko sendiri. Mereka inilah yang dikenal sebagai Distro (Distribution Outlet) Clothing.
Seiring perkembangan teknologi, sekarang ini telah banyak bermunculan berbagai macam desain dan bentuk kaos yang dijual secara online. Baik menggunakan toko-toko online, media sosial maupun website sebagai alat promosinya. Para calon konsumen bisa dengan lebih mudah dan leluasa untuk memilih berbagai produk yang diinginkan tanpa harus mengunjungi toko fisiknya. Mereka inilah yang dikenal sebagai online store.
Demikianlah ulasan mengenai sejarah kaos oblong (t-shirt). Bila anda membutuhkan jasa pembuatan kaos, silahkan untuk mengunjungi Konveksi Kaos.
Semoga bermanfaat.