Sejarah Kemeja
Galerikonveksi51.com – Sejarah kemeja mengalami perkembangan yang panjang dan lambat selama ribuan tahun. Jika kita telusuri ada beberapa hal yang tercatat dalam sejarah kemeja yang mengakibatkan munculnya berbagai macam model kemeja.
Seperti yang kita ketahui, bahwa kemeja adalah sebuah baju atau pakaian atasan untuk menutupi tubuh bagian atas (dari leher sampai pinggang). Kemeja lebih khusus merupakan pakaian dengan kerah, manset dan pembukaan vertikal penuh dengan kancing. Kemeja juga bisa dikenakan dengan dasi di bawah kerah kemeja.
Kemeja biasanya terbuat dari kain tenun (katun, line dan sebagainya) dan sering disertai dengan jaket, manset dan dasi, misalnya dengan setelan jas atau pakaian resmi, tetapi kemeja juga bisa dipakai lebih santai.
Dalam bahasa Inggris British, kemeja disebut sebagai “kemeja formal” dan dalam bahasa Inggris amerika dikenal sebagai “kemeja tuksedo” yang merupakan pakaian malam formal yang dikenakan dengan dasi hitam atau putih. Beberapa dari kemeja formal ini memiliki bagian depan yang kaku dan kerah yang bisa dilepas yang terpasang dengan kancing kerah.
Sejarah Kemeja
Sejarah Asal Usul Kemeja
Sejarah kemeja diawali dengan diperkenalkannya pakaian ini pertama kali di daratan Eropa dengan sebutan Camisa (kamisa) yang masih dekat dengan bentuk aslinya, blus dari bahasa Perancis, terutama untuk wanita dan hem dari bahasa Belanda.
Dahulu kemeja merupakan pakaian dalam yang hanya bisa dipakai pria, sampai abad ke-20. Kemeja biasanya dikenakan oleh anak laki-laki dan pria, sedangkan anak perempuan dan wanita sering memakai blus atau kadang-kadang dikenal sebagai chemises.
Lalu kemeja banyak dikenal diseluruh penjuru dunia, sebagai sebuah pakaian atas khususnya untuk pria yang menutupi tangan, bahu, dada hingga ke perut. Namun, pada pertengahan 1800-an, kemeja mulai dikenakan sebagai pakaian wanita.
Perkembangan tersebut tercatat dalam sejarah kemeja, dimana ada beberapa momen penting dalam sejarah kemeja yang menjadi acuan untuk bentuk kemeja seperti yang kita kenal sekarang ini. Oleh karena itu mari kita telusuri sejarah kemeja ke masa ribuan tahun yang lalu.
500 SM
Dalam sejarah kemeja, salah satu contoh paling awal dari sebuah kemeja ditemukan di makam Dinasti Pertama di Tarkan, Mesir oleh Egyptologist Sir Flinders Petrie, pada tahun 1913. Kemeja tersebut terbuat dari kain linen dengan serat rami – seperti hampir semua kain di Mesir Kuno – dan berasal dari sekitar tahun 3000 SM. Hal tersebut menimbulkan asumsi bahwa ada lebih dari satu kemeja yang dibuat, yang modelnya menyerupai pakaian kemeja pria hari ini.
Sejarah Kemeja Pada Abad Pertengahan
1500 M
Selama abad pertengahan sampai jaman renaissance, kemeja dianggap sebagai pakaian dalaman, yang menjadi penghalang antara tubuh dengan pakaian luar yang tidak pernah dicuci. Hal tersebut dikarenakan susahnya mencuci pakaian luar seperti mantel yang terbuat dari bulu atau kulit binatang, serta orang-orang tidak begitu peduli dengan kebersihan pribadi mereka.
Fungsi kemeja sebagai pakaian dalaman masih terlihat hingga sekarang, dalam situasi formal tertentu, seperti makan malam dengan dasi hitam, pernikahan atau acara-acara formal.
Dalam catatan sejarah kemeja ketika itu, dijelaskan mengenai cara mengenakan kemeja yang mirip seperti kaos. Hal ini dikarenakan kemeja ketika itu tidak memiliki bukaan depan dengan kancing dan hanya terbuat dari linen yang lebih kasar daripada yang biasa kita gunakan sekarang. Kemeja juga pada saat itu dilihat sebagai simbol status karena biaya pembuatannya, mempunyai nilai yang sangat tinggi dan terkadang dijadikan sebagai mas kawin untuk pengganti uang tunai.
Dalam karya seni abad pertengahan, Kemeja hanya terlihat dikenakan oleh orang-orang dengan status rendahan, seperti penggembala, tahanan dan peniten tanpa baju luaran.
Sejarah Kemeja Pada Tahun 1600-1700 M
Kemeja kadang-kadang memiliki hiasan tambahan di leher ataupun manset. Pada abad ke-16, kemeja pria sering memiliki sulaman dan kadang-kadang hiasan tambahan atau renda di leher serta manset. Selama abad ke-18 hiasan tambahan yang panjang di leher atau jabot menjadi sebuah mode.
Pada abad ketujuh belas, pria lebih leluasa untuk menunjukkan kemeja tanpa baju luaran walaupun hal tersebut berbau erotis sama halnya dengan menunjukkan pakaian dalam seperti sekarang ini.
Sejarawan abad ketujuh belas, Joseph Strutt meyakini bahwa seorang pria yang tidak mengenakan kemeja ke tempat tidur merupakan perbuatan yang tidak senonoh. Bahkan hingga akhir tahun 1879, kemeja yang terlihat tanpa mengenakan baju luaran dianggap kurang pantas karena ketika itu laki-laki mengandalkan panjangnya kemeja untuk menutupi bagian tubuh yang paling intim.
Sejarah kemeja yang terdokumentasi mengenai ekspresi melalui kemeja pertama “To give the shirt off one’s back” terjadi pada 1771 sebagai idiom yang menunjukkan keputusasaan atau kemurahan hati yang ekstrem dimana ketika itu kemeja masih dikenakan sebagaimana biasanya.
Dalam buku Men’s Wardrobe seri Chic Simple disebutkan, para bangsawan Eropa pada abad ke-17 biasa memakai kemeja putih yang dihiasi renda pada bagian dada dan lengan. Selain itu mereka juga biasa tampil dengan kemeja putih sebagai baju dalaman pada saat mengenakan busana tuxedo, busana yang berasal dari kalangan bangsawan Inggris.
Sejarah Kemeja Pada Tahun 1800-an
1800 M
Memasuki awal tahun 1800-an bermunculan model-model kemeja baru. Ketika itu salah satu model paling mewah memiliki kerah berupa bulu bulu yang biasa disebut ruff, merupakan model kemeja yang cukup populer. Akan tetapi sayangnya bahan ruff ini sangat kaku sehingga menyulitkan pemakainya untuk bergerak.
Pada tahun 1827, seorang ibu rumah tangga dari New York Amerika yang bernama Hannah Montague, lelah membersihkan kotoran dari baju suaminya setiap hari, sehingga dia memutuskan untuk mengambil gunting dan memotong kerah kotornya. Sebenarnya tindakan tersebut jauh dari merusak pakaian, karena hal tersebut adalah momen penting dalam sejarah kemeja pria. Dia telah menemukan kerah yang bisa dilepas agar bisa ditukar dengan yang bersih, tanpa perlu mencuci seluruh baju.
Kerah yang bisa dilepas segera diadopsi secara luas dan mendorong orang-orang untuk mengenakan kemeja setiap harinya, karena hanya kerah yang terlihat (yang ditegaskan oleh Montague). Ini juga memberi kesan seperti terlihat memiliki lebih banyak kemeja, karena adanya kerah yang bisa diganti.
Sampai tahun 1930-an kerah yang bisa diganti tetap populer, meskipun aksesoris awal ini lebih mirip seperti klip dasi daripada menyerupai kerah kecil seperti yang ada saat ini. Klip dasi tersebut menjaga dasi agar tepat di tengah kerah.
Perempuan Eropa dan Amerika mulai mengenakan Kemeja pada tahun 1860, ketika Kemeja Garibaldi, yaitu kemeja merah yang dikenakan oleh pejuang kemerdekaan di bawah pimpinan Giuseppe Garibaldi, dipopulerkan oleh Permaisuri Eugénie dari Perancis.
1871 M
Sekitar tahun 1871, kemeja mulai menyerupai model seperti yang kita kenal sekarang ini. Kancing mulai diperkenalkan ke dalam desain kemeja untuk pertama kalinya. Desain ini awalnya dipatenkan oleh perusahaan jahit London, Brown, Davis, and Co. Kerah modern juga awalnya diperkenalkan oleh perusahaan tersebut.
Sejarah kemeja ketika itu mencatat bahwa kemeja putih menjadi sebuah gengsi untuk dikenakan dikarenakan biaya pemeliharaannya yang cukup tinggi agar terlihat tetap bersih. Pada saat inilah muncul istilah ‘pekerja kerah putih‘, dimana menunjukkan istilah seseorang yang cukup kaya untuk mempertahankan penampilan yang bersih dan terhormat dengan tidak terlibat oleh pekerjaan-pekerjaan kotor yang dapat menodai kemeja putih bersih.
Sejarah Kemeja Pada Tahun 1900-an
1900 M
Seperti yang telah kita ketahui, kemeja putih memiliki gengsi yang lebih tinggi dibandingkan kemeja bercorak karena susahnya menjaga kebersihan kemeja putih. Namun pada tahun 1900, kemeja bercorak garis-garis dan berwarna mulai diterima, walaupun kemeja putih lebih memiliki gengsi untuk dikenakan ketika bisnis dan baju dalaman jas formal.
Kemeja berwarna mulai muncul pada awal abad ke-19, seperti yang bisa dilihat dalam lukisan-lukisan George Caleb Bingham. Sampai abad ke-20, kemeja tersebut hanya dianggap sebagai kemeja biasa yang diperuntukkan bagi pekerja kelas bawah saja.
Bagi pria, mengenakan kemeja berwarna biru langit tidak terpikirkan sampai tahun 1860, akan tetapi pada tahun 1920 dan pada tahun 1980, kemeja berwarna biru menjadi kemeja yang paling umum digunakan.
Pada akhir abad kesembilan belas, Century Dictionary menggambarkan kemeja biasa sebagai “kapas, dengan linen pada dada dan manset serta kerah dengan kancing yang biasanya terpisah dan dapat disesuaikan“.
1930
Perkembangan sejarah kemeja mencatat bahwa pada tahun 1902, HG Wells membuat model kemeja berkerah yang dapat dilipat. Sehingga hal ini mendukung perkembangan kemeja pada tahun 1930-an, dimana pola kehidupan menjadi semakin cepat dan dunia modern seperti yang kita tahu mulai terbentuk.
Ketika itu pria tidak lagi memiliki waktu untuk mengenakan kerah yang bisa dilepas, walaupun kerah kemeja tetap menjadi sorotan acuan kebersihan. Sehingga banyak pria yang mengenakan model kemeja dengan kerah yang dapat dilipat, yang merupakan tonggak kehadiran kemeja yang kita kenal sekarang ini.
1965
Kantong dada pada kemeja yang telah ada sejak tahun 1920-an menjadi fitur yang umum selama tahun 1960-an. Hal ini dikarenakan munculnya pemanasan global yang menyebabkan dihindarinya pemakaian tiga lapis pakaian. Dengan tidak adanya rompi dan banyak kantong, menyebabkan diterapkannya kantong di dada kemeja sebagai ruang penyimpanan ekstra.
1977
Pada tahun 70-an dan dekade-dekade berikutnya, segalanya menjadi sedikit lebih eksperimental. Pergeseran budaya berpengaruh terhadap pakaian, yang berbenturan dengan aturan tradisional yang hampir mencapai titik puncaknya.
Kemeja pun tidak luput dari hal ini, seperti lengan yang sering dilipat, beberapa kancing atas sering dibiarkan terbuka, model dengan cetakan tebal sedikit norak dan kerah besar yang menjadi tren ketika itu. Contohnya seperti terlihat pada kemeja yang dikenakan oleh aktor John Travolta dalam film “Saturday Night Fever” pada tahun 1977.
Sejarah Perkembangan Kemeja
2000 – Sekarang
Mungkin tidak ada jenis pakaian lain yang sama seperti kemeja untuk mendefinisikan ‘style’ pria. Kemeja telah menjadi pakaian inti pria yang ada di setiap lemari selama yang bisa diingat dan akan sulit membayangkan dunia tanpa kehadiran kemeja.
Perkembangan kemeja selama lebih dari milenia telah menghantarkan bentuk kemeja seperti yang ada sekarang ini. Kemeja lebih bervariatif dengan beragam desain yang ingin disampaikan oleh para desainer fashion. Sekarang telah bermunculan jenis-jenis kemeja dengan berbagai macam model dan bahannya. Menjadikan kemeja sebagai pilihan pakaian yang bisa mendukung penampilan formal, casual ataupun sesuai keinginan.
Demikianlah ulasan mengenai sejarah kemeja. Semoga artikel ini bisa menjadi bahan referensi. Bila Anda membutuhkan jasa pembuatan kemeja silahkan untuk mengunjungi Konveksi Kemeja Kami.
Semoga bermanfaat.
Referensi :
-Kemeja – Wikipedia
-Shirt – Wikipedia
-Dress Shirt – Wikipedia
-The history of the shirt from its invention to today – Luca Faloni
Keren artikel nyaa