Sejarah Perkembangan Jas
Galerikonveksi51.com – Sejarah perkembangan jas telah merubah istilah asli dan macam-macam model pakaian tersebut. Seperti yang kita ketahui sekarang, pengertiannya lebih mengacu kepada setelan formal yang diperuntukkan bagi kaum laki-laki. Dapat dikatakan bahwa jas merupakan bagian dari mantel yang berukuran pendek. Bila kita mengetahui tentang sejarah perkembangan jas, maka model yang kita lihat sekarang merupakan revolusi dari masa ke masa untuk pakaian tersebut.
Jas pada umumnya merupakan pakaian yang dikenakan oleh kaum pria. Terlepas dari baju setelan, jas merupakan salah satu model pakaian yang penting untuk berada di dalam lemari pakaian pria. Hal ini dikarenakan jas bisa menjadi “penguat” penampilan agar terlihat lebih formal, casual dan stylish.
Jas bisa “memaksakan” dan membuat penampilan berkesan rapih dan terlihat formal ataupun semiformal. Untuk mendapatkan “kesan” tertentu, maka jas harus dipadukan dengan pakaian lain yang mendukung kesan tersebut. Jas memiliki pilihan macam-macam model yang sangat banyak. Untuk mengetahui secara mendalam tentang apa itu jas, mari kita simak sejarah perkembangan jas berikut ini.
Sejarah Perkembangan Jas
Pengertian Jas
Pengertian jas (jackets) adalah sebuah pakaian luar yang menutupi kemeja dan memiliki lengan panjang dengan bentuk bahu yang kaku serta umumnya berukuran sampai dibawah pinggang atau lebih. Berbeda dengan pengertian setelan jas (suit) adalah terdiri dari jas dengan celana panjang dan biasanya dipadukan dengan dasi dan kemeja sebagai pakaian dalamannya.
Sejarah Jas
Pada Bulan April Tahun 1857, majalah wanita “Corriere delle dame” mengumumkan peluncuran jas (versi singkat dari morning suit dengan bawahan yang memiliki ukuran lebih pendek), suatu model yang akan menjadi fashion item penting untuk berada dilemari pakaian pria dan wanita. Majalah “Adam” menyatakan pada Bulan Juli Tahun 1935, dalam edisi majalahnya yang menyebutkan “The jacket, a type of coat that is neither tailcoat nor redingote, will be the general fashion in a single-breasted version with skirts that do not reach the knee.” Adam mengatakan bahwa jas “nyaris tidak menutupi bokong dan berbentuk seperti karung.”
Jas diperkirakan berasal dari abad pertengahan atau awal Renaissance sebagai rompi, atau lebih tepatnya adalah jubah pendek yang dikenakan oleh orang-orang kelas pekerja. Pada awal abad kedelapan belas, jas menjadi pakaian kerja standar untuk mereka yang bekerja, baik di sektor pertanian maupun oleh pegawai kantoran di perkotaan.
Sejarah Perkembangan Jas Pada Tahun 1800-an
Di akhir Tahun 1830-an, muncul model Jas Launs (lounge jackets) yang lebih ketat dan merupakan jas dengan kancing sebaris (single-breasted) dengan kancing di ujung lengan serta kantong dipinggang yang ketika itu menjadi populer di kalangan pria kelas menengah (sebagai kebalikan jas versi yang lebih longgar dari abad sebelumnya).
Model Jas Launs versi kancing dua baris (double-breasted) muncul sekitar Tahun 1862 yang kemudian dikenal sebagai model Jas Reefer (reefer jacket).
Pada waktu yang bersamaan muncul model Jas Norfolk (norfolk jacket) dengan kancing sebaris (single-breasted), yang memiliki kancing tinggi ke leher, menjadi sangat modis, terutama untuk penampilan sporty.
Sejarah Perkembangan Jas Pada Tahun 1900-an
Tetapi pada akhir abad kesembilan belas hanya Jas bergaya tiga-kancing yang dianggap lebih modis, dan hanya menyisakan Jas Launs (lounge jacket) sebagai jas yang masih populer. Salah satu modelnya, dibuat dengan kerah depan berbahan sutra, sering dipakai untuk pesta makan malam dan dikenal sebagai Jas Makan Malam (dinner jacket), untuk setelan lebih dikenal sebagai tuksedo(tuxedo).
Model jas yang dipakai pada abad kesembilan belas, sebagian besar masih dipakai pada abad kedua puluh bahkan hingga saat ini. Jas Sporty (sporty jackets) masih dipakai dan dipadukan dengan kemeja flanel, Jas Norfolk (norfolk jacket) tetap menjadi favorit untuk yang ingin terlihat sporty dan jas dengan kancing kuningan sangat populer sebagai pakaian musim panas yang dipadukan dengan celana putih. Pakaian setelan atas pria dikenal sebagai Jas dan Jas Makan Malam (dinner jacket), tetap merupakan istilah alternatif untuk jas yang dalam bahasa inggris dikenal sebagai “black tie.”
Sejarah Perkembangan Jas Pada Awal Tahun 2000-an
Istilah “jas” pada awal Tahun 2000-an memiliki makna yang lebih luas lagi. Jas tidak lagi hanya terkait dengan gaya yang bersifat formal. Pada jaman sekarang ini jas dapat dikenakan untuk acara atau kegiatan yang lebih santai. Bahkan sekarang jas sendiri banyak dikenakan oleh kaum wanita, tidak hanya sebagai pakaian seragam kerja saja, tetapi digunakan untuk mendukung penampilan yang bersifat casual.
Sejarah Perkembangan Jas di Indonesia
Di Indonesia sebutan jas untuk kebanyakan orang, mengacu pada jas setelan yang bersifat formal. Sedangkan untuk di negara barat istilah jas ini tidak sebatas hanya untuk pakaian formal saja. Ada jas yang populer di masyarakat kita untuk acara bersifat akademik, yaitu dikenal dengan istilah Jas Almamater. Sementara penempatan istilah jas bagi “jas almamater” ini kurang begitu tepat, dikarenakan pakaian tersebut termasuk ke dalam kategori blazer. Mengapa demikian ? Mari kita simak ulasan mengenai blazer.
Blazer
Pengertian Blazer adalah jenis pakaian atasan yang menyerupai jas, tetapi dipotong lebih casual. Sebuah blazer umumnya dibedakan dari Jas Sporty (sporty jackets) sebagai pakaian yang lebih formal dan dibuat dari warna kain yang lebih solid. Blazer sering kali memiliki kancing dengan simbol dari suatu organisasi yang menyatakan bahwa pakaian tersebut merupakan seragam resmi dari organisasi tersebut. Sebagai salah satu contoh blazer yang populer di masyarakat kita adalah dikenal dengan istilah jas almamater. Blazer sering kali digunakan oleh wanita, akan tetapi bisa juga dikenakan oleh pria sebagai pakaian atasan casual yang menjadi alternatif dari jas yang memiliki kesan lebih formal.
Setelah mengenal sejarah perkembangan jas, maka dapat kita simpulkan bahwa jas ini adalah busana yang sangat serbaguna. Jas digunakan untuk mendukung penampilan agar terlihat lebih formal, casual, stylish, sporty atau apapun kesan yang ingin ditampilkan. Seiring dengan berkembangnya dunia fashion, saat ini jas bukan lagi busana yang kaku.
Untuk memiliki jas yang nyaman, haruslah dipotong dan didesain dengan baik serta dibuat dalam pilihan warna yang cukup netral. Sehingga jas bisa menjadi pakaian di luar ruangan yang serbaguna, serta cocok untuk kegiatan formal dan santai. Jas agar terlihat proporsional janganlah memiliki ukuran yang terlalu besar atau ketat di tubuh, tetapi harus dipotong secara sesuai dengan tinggi dan lebar tubuh, dengan kerah berlekuk atau lurus.
Bila anda belum memiliki jas, yuk miliki segera dan dapatkan kesan yang berbeda dari penampilan anda!
Semoga bermanfaat.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!