Sejarah Menjahit

Sejarah Menjahit

Galerikonveksi51.com – Sejarah menjahit ditelusuri telah ada sejak jaman purbakala, dimana ketika itu pakaian yang diciptakan terbuat dari bulu dan kulit binatang. Menjahit adalah salah satu seni tekstil tertua, yang muncul pada Jaman Paleolitik. Sebelum ditemukannya pemintalan benang atau kain tenun, para arkeolog meyakini bahwa sejarah menjahit pakaian oleh orang-orang pada Jaman Batu di Eropa dan Asia, menyatukan bulu dan kulit menggunakan tulang, jarum dari tanduk atau gading dan benang yang terbuat dari berbagai bagian tubuh hewan termasuk otot, usus dan pembuluh darah.

Dalam sejarah menjahit pakaian selama ribuan tahun semua proses jahit dilakukan menggunakan tangan. Penemuan mesin jahit pada abad ke-19 dan munculnya komputerisasi di abad ke-20 menyebabkan terjadinya produksi massal dan ekspor untuk produk jahitan, akan tetapi jahitan tangan masih dipraktekkan di seluruh dunia. Jahitan tangan yang terampil merupakan karakteristik dari jahitan berkualitas tinggi, perancang busana dan pembuat pakaian kustom, serta diburu baik oleh seniman tekstil dan orang yang menggemarinya sebagai sarana ekspresi kreatif.

Sejarah Menjahit Pakaian

Dalam sejarah penggunaan kata menjahit ini dikenal pertama kali pada abad ke-14. Pengertian menjahit adalah kerajinan mengikatkan atau mengkaitkan bahan tertentu yang dapat dilewati oleh jarum dan benang menggunakan alat jahitan oleh tangan atau mesin jahit. Orang yang berprofesi dalam bidang menjahit disebut sebagai penjahit.

Asal Usul Sejarah Menjahit Pakaian

Sejarah menjahit kuno diperkirakan dimulai pada Jaman Paleolitik. Menjahit digunakan untuk menyambungkan kulit hewan yang digunakan sebagai pakaian dan tempat berlindung. Kaum “Inuit” misalnya, menggunakan otot binatang caribou (spesies rusa di Amerika Utara) untuk benang dengan jarumnya yang terbuat dari tulang. Masyarakat adat dari American Plains dan Canadian Prairies (sebuah kawasan di Kanada Barat) menggunakan metode jahit canggih untuk merakit Tipi (tenda penampungan berbentuk kerucut terbuat dari kulit binatang). Di Afrika proses menjahit dikombinasikan dengan tenunan dari daun tanaman untuk membuat keranjang, seperti yang dibuat oleh penenun Zulu (suku etnik terbesar di Afrika Selatan), yang menggunakan potongan tipis daun kelapa sebagai benang untuk menyatukan potongan daun kelapa yang lebih besar dari yang telah ditenun menjadi sebuah gulungan. Penenun kain dari serat alami berasal dari Timur Tengah, diperkirakan mucul sekitar tahun 4000 SM dan mungkin lebih awal ketika Zaman Neolitik dan disertai dengan perkembangan dari menjahit kain.

Sejarah Menjahit Pada Abad Pertengahan

Selama Abad Pertengahan, orang Eropa yang berkecukupan mempekerjakan pembuat baju dan penjahit. Menjahit untuk sebagian besar adalah pekerjaan wanita dan kebanyakan kegiatan menjahit sebelum abad ke-19 itu sangat berguna. Pakaian bagi kebanyakan orang merupakan investasi yang mahal dan perempuan memiliki peran penting dalam memperpanjang usia pakaian. Menjahit digunakan untuk memperbaiki. Pakaian yang memudar akan dibalikkan luar dalam sehingga bisa terus dipakai, dan kadang-kadang harus dilepaskan dan dipasang kembali agar lebih baik. Setelah pakaian menjadi aus atau robek, bahan yang masih bagus dan masih dapat digunakan akan disatukan dan dijahit menjadi pakaian baru, dibuat menjadi selimut atau dijadikan barang yang dapat digunakan.

Banyaknya proses dalam membuat pakaian dari awal (tenun, pembuatan pola, memotong, jahit dan sebagainya) menandakan bahwa perempuan sering bertukar keahlian dalam keterampilan tersebut dengan satu sama lain. Dari Abad Pertengahan sampai abad ke-17, alat jahit seperti jarum, pin dan jarum pentul termasuk ke dalam “trousseaus” (perlengkapan pengantin wanita) dari kebanyakan pengantin di Eropa.

Sejarah Bordir

Dekorasi menjahit seperti bordir adalah keterampilan yang bernilai dan wanita muda dengan waktu dan sarana akan berlatih untuk membangun keterampilan mereka pada keahlian ini. Hiasan bordir bernilai dalam kebanyakan kebudayaan di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar jahitan bordir dalam repertoar Barat secara tradisional berasal dari Inggris, Irlandia atau Eropa Barat, jahitan yang berasal dari beberapa kebudayaanpun dikenal di seluruh dunia saat ini. Beberapa contohnya adalah jahitan Cretan Open Filling, Romanian Couching atau Oriental Couching dan jahitan Jepang.

Penyebaran Bordir

Jahitan terkait dengan bordir menyebar dengan cara rute perdagangan yang aktif selama Abad Pertengahan. Jalan Sutera membawa teknik bordir Cina ke Asia Barat dan Eropa Timur, sementara teknik yang berasal dari Timur Tengah menyebar ke Eropa Selatan dan Barat melalui Maroko dan Spanyol. Kolonisasi kekaisaran Eropa juga menyebarkan bordir dan teknik menjahit ke seluruh dunia. Namun, ada contoh persamaan teknik menjahit dari kebudayaan asli di lokasi yang jauh dari satu sama lain, di mana komunikasi lintas budaya secara historis tidak mungkin terjadi. Misalnya, metode reverse appliqué yang dikenal di wilayah Amerika Selatan juga dikenal di Asia Tenggara.

Sejarah Menjahit Pada Masa Revolusi industri

Revolusi Industri menggeser produksi tekstil dari home industri ke pabrik. Pada dekade awal Revolusi Industri, mesin memproduksi hampir seluruh kain. Mesin jahit pertama di dunia dipatenkan pada Tahun 1790 oleh Thomas Saint. Pada awal 1840-an, mesin jahit lainnya mulai bermunculan. Barthélemy Thimonnier memperkenalkan mesin jahit sederhana pada tahun 1841 untuk memproduksi seragam militer bagi tentara Perancis, tak lama kemudian mesin tersebut dilemparkan keluar dari jendela oleh sekumpulan penjahit yang masuk ke toko Thimonnier, karena mereka meyakini bahwa pekerjaan mereka akan tergantikan oleh mesin. Pada Tahun 1850-an, Isaac Singer mengembangkan mesin jahit pertama yang dapat beroperasi dengan cepat dan akurat serta melampaui produktivitas penjahit wanita atau tailor yang menjahit dengan tangan.
Mesin Jahit Singer

Pergeseran Profesi Menjahit Oleh Revolusi Industri

Sementara banyak pakaian yang masih diproduksi oleh perempuan sebagai anggota keluarga di rumah, pakaian siap pakai untuk kelas menengah diproduksi terus menerus dengan menggunakan mesin jahit. Pabrik tekstil merupakan perusahaan yang membayar rendah operator mesin jahit dan tumbuh menjadi kawasan industri di kota-kota besar seperti London dan New York. Untuk mendukung lebih jauh industri tersebut, suatu pekerjaan dilakukan oleh wanita yang tinggal di daerah kumuh agar upah yang dibayarkan bisa rendah. Menjahit adalah salah satu dari beberapa pekerjaan yang dianggap dapat diterima bagi perempuan, tetapi tidaklah mendapatkan upah yang layak. Perempuan melakukan pekerjaannya di rumah kurang lebih selama 14 jam hari untuk memenuhi kebutuhan mereka, terkadang dengan menyewa mesin jahit dikarenakan tidak mampu untuk membelinya.

Perkembangan Tailor Pada Masa Revolusi Industri

Tailor menjadi identik dengan pakaian kelas menengah atas selama periode ini. Di London, status ini tumbuh karena tren “dandy” pada awal abad ke-19, ketika toko penjahit baru didirikan di sekitar Savile Row. Toko-toko ini memperoleh reputasi untuk untuk menjahit pakaian berkualitas buatan tangan untuk gaya mode Inggris terbaru, serta gaya yang lebih klasik. Kultur butik dari “Carnaby Street” diserap dari Savile Row tailor pada akhir abad ke-20, memastikan terus berkembangnya bisnis Savile Row ini.

Sejarah Menjahit Pada Abad ke-20 Sampai Sekarang

Menjahit menjalani perkembangan lebih lanjut selama abad ke-20. Seiring mesin jahit menjadi lebih terjangkau untuk kelas pekerja, permintaan untuk pola menjahit tumbuh. Perempuan telah menjadi terbiasa melihat mode terbaru di majalah selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, menumbuhkan permintaan untuk pola menjahit.

Tailor dan pengusaha pabrik jahit Ebenezer Butterick memenuhi permintaan dengan pola kertas yang bisa diikuti dan digunakan oleh penjahit rumahan. Pola yang dijual dalam paket kecil tersebut, menjadi sangat populer. Beberapa perusahaan pola banyak bermunculan. Majalah wanita juga menjual pola menjahit dan terus melakukannya pada abad ke-20.

Praktek ini menurun selama dekade terakhir abad ke-20, ketika busana siap pakai menjadi suatu keharusan bagi perempuan yang bekerja. Hal ini menyebabkan mereka memiliki sedikit waktu untuk menjahit, kecuali jika memang memiliki minat untuk menjahit. Sekarang ini, di toko-toko busana siap pakai tersedia dengan harga yang terjangkau, yang mengartikan bahwa menjahit di rumah hanya sebatas hobi di negara-negara barat. Dengan pengecualian dari industri rumahan untuk Tata Busana kustom dan “upholstery”.

Sejarah Menjahit di Negara Barat

Penyebaran teknologi mesin jahit untuk negara industri di seluruh dunia, mengakibatkan penyebaran metode jahit gaya Barat dan gaya pakaian juga. Jahitan tight-locked yang dibuat oleh mesin jahit rumahan dan penggunaan pola pakaian Barat, menyebabkan banyaknya pemakaian pakaian gaya Barat selama abad ke-20. Gaya jahitan dan pakaian barat disebarkan di sub-Sahara Afrika oleh misionaris Kristen dari tahun 1830-an dan seterusnya. Budaya asli, seperti Zulu dan Tswana, yang diindoktrinasi dengan gaya berpakaian Barat sebagai tanda konversi ke Kristen. Teknik jahitan tangan barat yang pertama dan kemudian mesin jahit, tersebar di seluruh daerah di mana penjajah Eropa menetap. Namun, penelitian dari metode pembelajaran online baru-baru ini, menunjukkan bahwa teknologi dapat digunakan untuk berbagi pengetahuan tentang metode menjahit budaya tradisional. Menggunakan tutorial online secara mandiri, kelas menjahit di Malaysia mempelajari bagaimana untuk menjahit dan membuat pakaian tradisional pria “Baju Kurung” dalam 3 hari, sedangkan pada kelas menjahit tradisional Malaysia mempelajarinya selama 5 hari.

Industri Tekstil dan Konveksi

Kemajuan teknologi industri, seperti pengembangan serat sintetis selama awal abad ke-20, telah membawa perubahan besar bagi industri tekstil secara keseluruhan. Industri tekstil di negara-negara Barat telah menurun tajam dikarenakan persaingan perusahaan tekstil yang menggunakan jasa buruh murah di belahan dunia lain. Menurut Departemen Ketenagakerjaan di Amerika “pekerjaan menjahit dan membuat pakaian diperkirakan tidak akan mengalami perubahan atau hanya sedikit saja, tumbuh 1 persen dari 2010-2020“. Diperkirakan bahwa setiap satu pekerjaan tekstil yang hilang di negara Barat dalam beberapa tahun terakhir, telah menghasilkan 1,5 pekerjaan yang muncul di negara outsourcing seperti China. Pekerja tekstil yang melakukan pekerjaan menggunakan mesin jahit atau pekerjaan detail menggunakan tangan, bagaimanapun masih merupakan komponen vital dari industri tekstil. Menjahit dalam skala kecil atau di indonesia dikenal dengan istilah konfeksi ( konveksi ), juga merupakan tolak ukur ekonomi di banyak negara berkembang, dimana kebanyakan orang baik pria maupun wanita dalam skala kecil tersebut bekerja sendiri yang merupakan pengusaha jahitan.
Konveksi

Pembuatan Pakaian

Sebelum menjahit keseluruhan bahan yang terdapat dalam desain pakaian, pola umumnya diikuti untuk menyusun pakaian. Pola bisa sangat sederhana dimana beberapa pola tidak lebih dari sebuah rumus matematika yang dikalkulasikan oleh penjahit berdasarkan maksud dari ukuran yang diberikan pemakai. Setelah dikalkulasikan, penjahit memiliki ukuran yang dibutuhkan untuk memotong kain dan menjahit pakaian. Di sisi lain ada perancang busana. Ketika busana pakaian terbuat dari bahan yang tidak biasa, atau memiliki proporsi yang ekstrim, desainnya mungkin akan menantang teknik pengetahuan dari perancang busana tersebut. Desain yang kompleks disusun dan disesuaikan selama puluhan kali, mungkin akan memakan waktu sekitar 40 jam untuk mengembangkan pola akhir dan memerlukan waktu 60 jam untuk memotong dan menjahit.

Kebanyakan pakaian saat ini diproduksi secara massal dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran standar berdasarkan pada ukuran tubuh kebanyakan orang. Namun ukuran standar ini selain menjadi tolak ukur ukuran pakaian yang sangat membantu, akan tetapi ukuran standar ini tidak memiliki patokan umum yang dipergunakan secara global.

Proses Menjahit Pakaian Sederhana

Penjahit bekerja pada sebuah pola sederhana yang hanya membutuhkan beberapa perlengkapan jahit, seperti pita pengukur, jarum, benang, kain, dan gunting jahit. Pola yang lebih kompleks dilakukan oleh mesin jahit yang hanya memerlukan beberapa alat sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi ada berbagai jenis alat bantu jahit yang terus berkembang, seperti presser foot tambahan untuk sewing ruffles, atau lem untuk memperbaiki hem. Ketika penjahit telah mengumpulkan alat yang diperlukan untuk mengerjakan pola, ada beberapa unsur pembuatan pakaian yang merupakan bagian dari proses. Pola akan menentukan teknik pembuatan pakaian ini.

Demikianlah ulasan mengenai sejarah menjahit pakaian.
Semoga bermanfaat.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *